Sunday, June 1, 2008

Road to Purbalingga

Seperti Sabtu malam yang sudah – sudah, aku habiskan bersama teman – teman dari JK. Kalau biasanya hanya nongkrong di JK dengan sejuta canda dan cerita dan kadang – kadang dengan ulah usil, kali ini sedikit berbeda. Aku, Farid, Bayu dan Anne meluncur ke Purbalingga.

Malam itu jalanan agak ramai dengan kendaraan bermotor. Jalan menuju Purbalingga yang masih banyak diapit oleh persawahan itu pun masih lebih sering gelap dari pada diterangi oleh penerangan jalan. Dengan aroma khas pedesaan dan taburan bintang – bintang serta terangnya bulan menjadikan perjalanan kami menyenangkan.

Ini kesekian kalinya aku ke Purbalingga. Menikmati malam di Purbalingga menurutku cukup menyenangkan. Ada suasana berbeda yang aku rasakan daripada menikmati malam di Purwokerto. Dengan cahaya lampu yang cukup terang dan keramaian yang terpusat di alun – alun kotanya, Purbalingga cukup menarik bagiku.

Kami menghabiskan malam Minggu itu dengan mendatangi salah satu Cafe di dekat alun – alun. Menikmati kopi dan roti bakar sambil menonton pemutaran film indie. Salah satu alasan kami datang ke Purbalingga adalah untuk menghadiri pemutaran film tersebut.

Aku mengapresiasikan pemutaran film tersebut sebagai terobosan yang baik di kalangan anak muda di wilayah ini. Secara pribadi, aku mendukung kegiatan tersebut. Dengan segala keunikannya, budaya lokal bisa menjadi salah satu elemen yang menarik untuk diangkat ke dalam film. Karena banyak kalangan muda yang, mungkin, belum tahu mengenai budayanya sendiri. Aku kira, dengan diangkatnya budaya melalui film, akan lebih mudah masuk ke kalangan muda tersebut.

Karena hari semakin larut, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Purwokerto. Melewati jalan yang eksotis itu dengan sedikit canda tawa dan cerita. Kami mengantar Anne menuju ke rumah temannya, di mana ia akan menginap.

Lalu kami bertiga menuju ke alun – alun Purwokerto. Di sana masih banyak orang – orang yang nongkrong. Kami menuju ke penjual wedang ronde di sisi timur alun – alun. Sambil menikmati wedang ronde di bawah salah satu pohon beringin yang berdiri kokoh di tempat tersebut, kami ngobrol mengenai perempuan dan keperawanan (cukup dewasa sekali ya?). Beberapa argumentasi dan opini kita sampaikan. Tanpa menghasilkan suatu kesimpulan apapun. Karena itu hanya bersifat ngobrol bebas saja, bukan bermisi mempengaruhi satu dengan lainnya.

Setelah puas, kami meluncur menuju ke JK lagi. Dan beristirahat untuk beberapa jam. Menunggu pagi.....

Purwokerto, 27 April 2008

No comments: